Franz Uri Boas adalah seorang yang ahli dalam bidang antropologi dan menjadi pencetus pemikiran antropologi modern. Ia mendapat julukan Father of American Anthropology. Ia adalah adalah seorang Jerman-Amerika. Ia lahir di Minden, Westphalia pada tanggal 9 Juli 1858. Kedua orangtua adalah peneliti mengenai Yahudi.
Boas sangat meminati bidang geografi. Ia pernah menempuh studi di Universitas Kiel.Untuk disertasinya, Franz Boas berencana untuk melakukan penelitian tentang hukum Gauss. Namun, dosen pengampu tesisnya, Gustav Karsten, menyuruhnya untuk melakukan penelitian mengenai sifat optik air. Akhirnya, Boas melakukan penelitian tersebut. Boas menerima gelar doktor dalam fisika dari Universitas Kiel pada 1881. Pada tahun 1883, Ia menuju Pulau Baffin dan melakukan penelitian geografis tentang dampak lingkungan fisik pada migrasi suku Inuit asli.Pendekatan yang ia lakukan bukan hanya pendekatan antropologis saja.Ia juga menggunakan pendekatan geografis.
Boas dikenal sebagai orang pertama yang menerapkan metode ilmiah dalam mempelajari masyarakat dan kebudayaan manusia.
Dia mempelajari secara ekstensif budaya Indian Kwakiutl. Boas menyatakan bahwa koleksi data dari setiap aspek adalah unsur yang penting untuk memahami suatu budaya masyarakat.
Hasil karyanya yang terkenal termasuk The Mind of Primitive Man (1911), Anthropology and Modern Life (1928), dan Race, Language, and Culture (1940).
- Prof. Dr. Koentjaraningrat (lahir di Sleman, 15 Juni 1923 – meninggal di Jakarta, 23 Maret 1999 pada umur 75 tahun) adalah antropolog Indonesia.
Ayahnya R.M. Emawan Brotokoesomo, adalah seorang pamong praja di lingkungan Pakualaman. Ibunya, R.A. Pratisi Tirtotenojo, sering diundang sebagai penerjemah bahasaBelanda oleh keluarga Paku Alam. Walaupun anak tunggal, didikan ala Belanda yang diterapkan ibunya membuatnya menjadi pribadi yang disiplin dan mandiri sejak kecil.
Koentjaraningrat tertarik pada bidang antropologi sejak menjadi asisten Prof. G.J. Held, guru besar antropologi di Universitas Indonesia, yang mengadakan penelitian lapangan di Sumbawa. Sarjana Sastra Bahasa Indonesia dari Universitas Indonesia 1952, ini meraih gelar M.A. bidang Antropologi dari Yale University, AS, 1956 dan doktor antropologi dari Universitas Indonesia, 1958.
Pak Koen, demikian ia disapa, merintis berdirinya sebelas jurusan antropologi di berbagai universitas di Indonesia. Ilmuwan yang mahir berbahasa Belanda dan Inggris ini juga tekun menulis. Beberapa karya tulisnya telah menjadi rujukan bagi dosen dan mahasiswa di Indonesia. Ia banyak menulis mengenai perkembangan antropologi Indonesia. Sejak tahun 1957 hingga 1999, ia telah menghasilkan puluhan buku serta ratusan artikel.
Melalui tulisannya, ia mengajarkan pentingnya mengenal masyarakat dan budaya bangsa sendiri. Buah-buah pikirannya yang terangkum dalam buku kerap dijadikan acuan penelitian mengenai kondisi sosial, budaya, dan masyarakat Indonesia, baik oleh para ilmuwan Indonesia maupun asing.
Salah satu bukunya yang menjadi pusat pembelajaran para mahasiswanya adalah Koentjaraningrat dan Antropologi Indonesia, yang diterbitkan pada tahun 1963. Dalam buku itu, diceritakan kegiatan Prof Dr Koentjaraningrat dalam menimba ilmu. Juga di dalamnya, dia menjadi tokoh pusat dalam perkembangan antropologi.
Berbagai penghargaan telah dianugerahkan padanya atas pengabdiannya dalam pengembangan ilmu antropologi. Di antaranya, penghargaan ilmiah gelar doctor honoris causa dari Universitas Utrecht, 1976 dan Fukuoka Asian Cultural Price pada tahun 1995. Pak Koen juga mendapat penghargaan Satyalencana Dwidja Sistha dari Menhankam RI (1968 dan 1981).
Sumber Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Koentjaraningrat
https://id.wikipedia.org/wiki/Franz_Boas
http://www.amazine.co/22243/ahli-antropologi-ketahui-5-antropolog-terkenal-dunia/